REFLEKSI HARI GURU NASIONAL KE 74
TAHUN 2019
Oleh: Rosiman, SP
Kepala MTs
Miftahul Huda
Assalamualaikum
Wr. Wb
ROSIMAN, SP KEPALA MTS MIFTAHUL HUDA |
(Talang Muandau) Senin, 25 Novemver 2019
menjadi sebuah hari yang penuh dengan kegembiraan dan kebahagian bagi seluruh Guru
se Nusantara. Hampir seluruh Sekolah mulai dari jenjang SD sederajat – SMA
Sederajat hari ini telah melakukan Apel bersama untuk memperingati Hari Guru
nasional. Dengan memotong tumpeng sampai perlombaan antar guru merupakan bentuk
kegembiraan para guru untuk memeriahkannya.
Namun
apakah itu sudah cukup untuk membalas kelelahan mereka selama ini dalam
mendidik anak anak selama di kelas, yang terkadang banyak menuai masalah?.
Apakah itu sudah cukup bagi mereka untuk
membalas penghargaan pemerintah selama ini tentang kesejahteraan mereka dalam
bentuk honorer?. Apakah itu semua sudah cukup bagi mereka untuk membalas pengorbanan
mereka dengan meninggalkan keluarga, mengurus anak anak di rumah, bahkan
menyita waktu istirahatnya hanya untuk datang tepat waktu, apalagi yang rumahnya
jauh dari tempat sekolah, itu semua mereka lakukan demi mendidik anak anak
bangsa?. Apakah itu sudah cukup bagi mereka untuk mengobati harapan harapan
yang tak kunjung datang tentang kenaikan gaji?.
Saya
pikir hari ini semuanya saya katakan sangatlah cukup. Karena sejatinya guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Sebuah
simbol yang sangat luar biasa di sematkan oleh profesi seorang guru. Mengabdi
dengan ikhlas adalah isi dari hati mereka, sehingga apa pun yang diberikan oleh
pemerintah, baik itu Honorer, peraturan peraturan yang sering ber ubah ubah
dalam bentuk kurikulum. Itu semua mereka terima dengan lapang dada karena
sejatinya tugas seorang guru adalah sebuah pengabdian, dan mereka sadar bahwa
seorang guru adalah pekerjaan yang paling mulia.
Berbicara
soal pengabdian, keIkhlasan dan tanggung
jawab tak mesti lagi harus dipertanyakan oleh seorang yang berprofesi guru.
Namun yang harus di pertanyakan dan di perjuangkan adalah tentang kesejahteraan
guru. Bagaimana prestasi dan kualitas siswa akan di ukur oleh bagaimana urusan dirumah
seorang guru selesai, walaupun pada realitasnya hari ini urusan di rumah
sebahagian guru tak selesai /pas pas an, Namun mereka tetap memberikan yang
terbaik untuk prestasi dan peningkatan kualitas para siswa.
Saya
sebagai kepala Madrasah MTS Mifatahul Huda Tasik Serai Kecamatan Talang Muandau
kabupaten Bengkalis-Riau yang Mungkin
masih terlalu dini dalam mengemban amanah ini. Di bawah 3 tahun mengemban
amanah sebagai kepala Madrasah sejak awal 2018 banyak tantangan serta pekerjaan
yang harus di hadapi dan diselesaikan. Keluar dari Zona Nyaman adalah hal yang sangat
fundamental, membuat gagasan Inovasi
untuk menggali potensi Guru dan siswa agar dapat ditampilkan di tengah tengah
masyarakat. Mencari tenaga pendidik baru merupakan langkah konkrit untuk
mensukseskan setiap program yang di akan direncanakan. Dengan honorer yang
tidak sesuai dengan tugas yang akan di emban tentu sulit untuk mencari sosok
yang benar benar untuk mengabdi.
Alhamdulilah
sosok tenaga pendidik telah saya dapatkan dengan kualifikasi Kreatif, Inovatif
dan ikhlas rela berkorban tanpa memandang jumlah honerer yang akan dia terima.
Pada tahun 2018 kita mulai program madrasah yang pertama yaitu melaksanakan
program Safari Ramadhan, dengan mengunjungi seluruh masjid masjid di seluruh
kampung. Dengan menampilkan potensi siswa/I dengan kegiatan tilawah Qur’an,
Sarhil Qur’an dan Cermah. Tampil didepan masyarakat tentu ini menjadi daya
tarik dari masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di Mts Miftahul Huda yang
pada saat itu mengalami transisi kuantitas. Tak hanya itu program safari Jum’at
pun berlanjut dengan mengunjungi masjid masjid, kita hadir untuk melakukan
dakwah melalui mimbar mimbar jumat anak didik yang sudah akil balig di gilir
untuk menjadi petugas azan dan kutbah di setiap masjid pada setiap jum’atnya.
Setelah masuk tahun ajaran baru program nyata ini langsung menyedot minat
masyarakat untuk meyekolahkan anaknya di MTs Miftahul Huda. Dari siswa 11 orang
yang kami tamatkan, di ajaran baru 35 siswa telah masuk di MTs Miftahul Huda,
intinya 300 % lebih telah melampaui target.
Seiring
berjalannya waktu, dengan kondisi kesejahteraan guru yang masih sama. Potensi
anak anak terus di tingkatkan melalui kegiatan KBM serta proses pengembangan
diri yang maksimal di terapkan masing masing guru di kelas. Awal 2019 kegiatan
2 tahunan telah di mulai sebut saja KSM dan Aksioma 2019 untuk tingkat
kecamatan Pinggir-Talang Muandau yang dilaksanakan di MTS Al Muhajirin Desa
Muara Basung. Dengan kegigihan dan semangat para dewan guru kami mengutus
sebagian siswa/I untuk berkompetisi dalam ajang tersebut baik dalam bidang
Sains, Seni dan Olahraga. Dengan tekad “Manjadda
wajada dan Proses tak akan pernah
menghianati hasil” yang sering saya sampaikan dalam setiap moment pertemuan
dan sambutan. Yang benar saja Dari beberapa cabang perlombaan 11 (sebelas)
tropi telah diraih oleh anak anak didik kami dari berbagai cabang perlombaan
dengan juara yang bervariasi.
Masih
tentang prestasi, 2 bulan kemudian KSM (kompetisi Sains Madrasah) dilanjut di
tingkat kabupaten Bengkalis yang di selenggarakan di MAN Negeri 1 Bengkalis.
Dengan mengirimkan 6 peserta yang terdiri dari cabang sains Matematika terintegrasi , IPA terintegrasi dan IPS ter Integrasi yang
disetiap Pos nya di isi oleh 2 siswa/I dari MTS Miftahul Huda. Dengan tekad
yang sama, hasil pengumunan Juara Mts Miftahul huda telah mencetak Sejarah Baru
sejak berdirinya lembaga pendidikan ini. Juara 1 Matematika terIntegrasi dan
Juara 2 IPS terIntegrasi telah di raih oleh siswi kami, dengan demikian
tentunya wajib untuk mengikuti ajang KSM Tingkat Provinsi Riau mewakili
Kabupaten Bengkalis, walaupun pada akhirnya perjuangan tesebut tidak sampai ke
taraf Nasional. Namun hal tersebut sudah menjadi hal yang sangat luar biasa dan
menjawab bahwa penghargaan pemerintah tentang kesejahteraan guru tidak
menyurutkan guru tersebut untuk berhenti mendidik serta memberikan prestasi dan
menciptakan evolusi dalam dunia pendidikan.
Soal kesejahteraan guru sampai
hari ini sangat tidak layak jika guru di gaji 400-500 Ribu/bulan, sejak 2018
honorer yang diberikan pemerintah hanya 400 ribu/bulan dan di 2019 ini hanya
dibayarkan 500 ribu/bulan. Dengan alasan defisit anggaran mengapa pendidikan
tidak di prioritaskan, yang notabenenya tonggak pertama dalam kemajuan suatu
Negara dalam mempersiapkan gerasi Emas. sejatinya 20 % dari anggaran suatu
Negara/Daerah ini semua di limpahkan kedunia pendidikan sesuai yang di
amanatkan oleh Undang – Undang dasar 1945
Pasal 31 Ayat 4 yang bunyinya:
“Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% ( dua puluh persen) dari anggaran pendidikan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional”
“Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% ( dua puluh persen) dari anggaran pendidikan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional”
Apakah yang terjadi dengan kita hari ini, guru di tuntut
untuk berjuang keras namun tak berbanding lurus dengan penghargaan yang
diberikan pemerintah terhadap jasa jasa seorang guru dengan yang namanya
kesejahteraan.
Semoga dengan di peringatinya Hari Guru Nasional yang ke 74
tahun 2019 ini menjadi refleksi bagi kita semua baik itu masyarakat umum, guru
yang terpenting adalah pemerintah bahwa pendidikan adalah hal yang harus sama
sama kita perhatikan dan kita prioritaskan. Hal ini untuk mewujudkan Keadialan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia yang di amanatkan dalam sila ke – Lima
PANCASILA. karena perjuangan kita untuk Indonesia ini adalah sama, yang
membedakan hanyalah Pelaku, Tempat, dan Waktu.
Setiap Tempat adalah Sekolah
Setiap Orang adalah Guru
SELAMAT HARI GURU NASIONAL KE 74 TAHUN 2019
Wassalamualaikum, Wr. Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar